5 Cara Menerima dan Merangkul Kekacauan dari Menjadi Orangtua, Hal-Hal yang Bisa Dipelajari dari Marie Kondo

Annissa Wulan02 Feb 2023, 06:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Marie Kondo adalah organisator profesional terkenal secara internasional. Ia juga seorang ibu dari 3 orang anak dan baru-baru ini, ia mengakui bahwa dirinya sedang mengalami kekacauan sebagai orangtua.

The Washington Post melaporkan bahwa pada webinar media dan upacara minum teh virtual baru-baru ini, Marie Kondo mengatakan bahwa ia telah "agak menyerah" untuk menjaga kerapian rumahnya sendiri. Banyak orangtua, terutama perempuan bergumul dengan gagasan bahwa rumah tangga yang baik adalah tanda pengasuhan yang baik juga.

Semua orang ingin anak-anak mereka tumbuh dengan baik dan merasa dicintai, sambil mempertahankan identitas profesional, serta gaya hidup yang mencakup tidur dan perawatan diri. Bagaimana cara menyeimbangkan semua ini, sepanjang waktu?

Faktanya, jika seseorang menghakimi keadaan rumah, maka perempuanlah yang akan disalahkan, terlepas ada peran ayah dan anak berusia dewasa yang tinggal di rumah itu. Jadi, bagaimana cara kita belajar menerima kekacauan ini?

 

 

 

2 dari 4 halaman

1. Metode Kondo adalah tentang proses, bukan titik akhir yang telah ditentukan sebelumnya

ilustrasi ibu dan anak/Auttapol Tatiyarat/Shutterstock

Banyak komentator di media sosial yang sangat ingin mengkarakterisasi pengakuan Marie Kondo ini sebagai kekalahan baginya. Namun sebenarnya ini adalah pilihan untuk merangkul beberapa tingkat kekacauan, yang sejalan dengan filosofi Kondo.

Prioritas Marie Kondo telah berubah, tapi ini merupakan bagian dari proses KonMari itu sendiri. Kondo tidak pernah meminta orang untuk membuat ruang yang tertata sempurna, tapi mengidentifikasikan hal-hal bisa memicu kegembiraan dan komitmen untuk menjalani kehidupan yang lebih menyenangkan.

Rumah Kondo yang berantakan bukan berarti kegagalan dari kerapihan atau penataan, melainkan pergeseran nilai. Tumpukan mainan dan noda cat juga bisa memicu kegembiraan. Metode KonMari bukan hanya soal merapikan, tapi juga mengubah hubungan dengan barang-barang yang ada di sekitar, berkomitmen untuk hidup dengan lebih banyak kegembiraan, seperti dilansir dari huffpost.com.

3 dari 4 halaman

2. Rumah akan terlihat berbeda selama musim yang berbeda dalam hidup

Ilustrasi Remaja dan Orangtua Credit: pexels.com/Nata

Tidak realistis mempertahankan lingkungan minimalis yang sama di rumah, seperti sebelum kamu memiliki anak, misalnya. Kenyataannya, saat kamu memiliki anak, kegembiraan yang terpusat terlihat berbeda. Triknya adalah mendekati kekacauan sebagai konsekuensi alami dari menjadi orangtua, daripada kegagalan moral.

3. Fokus pada fungsi

Hal-hal mungkin tidak semuanya menyenangkan secara estetika sepanjang waktu, tapi kamu bisa mengusahakan agar rumah tetap berfungsi. Simpan barang-barang yang benar-benar diperlukan saja.

4 dari 4 halaman

4. Libatkan anak dalam menyiapkan lingkungan rumah yang diinginkan

Ilustrasi Anak dan Orangtua Credit: pexels.com/Ketut

Terlibat dalam proses bersama anak akan mengajari orangtua banyak hal, termasuk menghormati kegembiraannya, memahami keinginannya, dan menghormati keputusannya. Dan ingat, bahwa semuanya membutuhkan waktu dan latihan. Bersabarlah dengan dirimu sendiri dan anggota keluargamu.

5. Jangan takut meminta bantuan

Tidak apa-apa untuk meminta bantuan, bisa dari teman atau anggota keluarga yang mendukung, terapis, atau penyelenggara profesional.