Jakarta Fashion designer Michael Kors yang akhir tahun lalu sempat mengunjungi Singapura untuk pembukaan butiknya, baru usai menggelar koleksi Fall Winter 2017 untuk New York Fashion Week. Melihat koleksi ini, mengamati detailnya, dan memperhatikan beberapa catatan yang dibuat oleh editor fashion media kenamaan rasanya semua pihak setuju: the collection was one of his bests. Here’s why:
Diversity
Show ini memasang beragam model di catwalk. Dari rentang usia, bentuk tubuh, sampai ras. Dari usia 19 sampai 40-an, model bertubuh mungil sampai curvy, kulit putih, asia sampai kulit hitam ada. Dari deretan model yang terkenal di media sosial, seperti Bella Hadid juga Kendall Jenner yang menutup show, Ashley Graham yang terus menjadi model positif untuk keberagaman bentuk tubuh di runway, sampai para senior dan ikon seperti Joan Smalls, Isabeli Fontana, Arizona Muse dan Amber Valetta bisa ditemukan di show ini. “Dari awal tugas saya memang membuat baju untuk semua orang dari latar belakang berbeda. Sudah tugas saya membuat siapa pun tampil dalam versi mereka yang terbaik,” jelas sang desainer sebelum show-nya dimulai.
Power lady
Ada aksen militer yang bertemu dengan nuansa urban di koleksi ini. Menciptakan deretan pakaian yang terlihat dewasa, profesional, pantas dipakai di lingkungan kerja (motif kotak-kotak yang sedang hits itu juga bisa kita temukan) dan sangat-sangat wearable. Kita juga melihat sensualitas yang dewasa, tanpa harus memperlihatkan banyak bagian tubuh. Seperti belahan pada rok, one shoulder, gaun motif leopard dengan aksen mengilap, leather, fringe, dan deretan gaun malam lainnya yang susah ditolak - damn good.
Tonal dressing
Kors memperlihatkan bahwa memakai warna yang sama dari ujung kepala sampai kaki tak masalah, asal dilakukan dengan benar. Dan itu berlaku aman pada warna-warna klasik yang chic, seperti camel – favorit pribadi Kors.
Live orchestra
Show ini diiringi live orchestra yang tentunya memberikan jiwa tersendiri pada sebuah fashion show. You feel the drama, the beat, seakan menyiratkan bahwa pakaian-pakaian yang melintas di runway mampu menghadirkan mood seperti musik itu ketika dikenakan.
Klasik
Dengan siluet-siluet yang longgar, beraksen 80-an, warna-warna monokromatis, camel, dan deretan gaun malam yang sophisticated, koleksi ini berpotensi menjadi klasik. Wear it anytime, beberapa tahun lagi pun it would still relevant and chic. Khususnya ragam fur coat yang akan menjadi timeless, evening dresses yang mengikuti lekuk tubuh dengan lembut, atau bahkan deretan boots yang terlihat.
Additional note, embracing the diversity dan memaksimalkan detail fisik masing-masing model, di bagian runway beauty makeup artist Dick Page menerapkan konsep barely there look. Sedikit brow gel, sedikit eyeliner coklat, sedikit concealer – beberapa tepuk, lalu meningkatkan tekstur dan gaya rambut alami masing-masing model. That nonchalant.
Tidak percaya? See the 5 best looks from the collection on this page.