Fimela.com, Jakarta Jennifer Bachdim tak lagi berada di bawah bayang-bayang sang suami pesepak bola Irfan Bachdim. Ibu dua anak ini sedang menikmati kesuksesan kariernya sebagai influencer dan content creator.
Pada April 2020 ia memiliki 1 juta follower di akun media sosial Instagram serta lebih dari 170 ribu subscriber di situs berbagi video YouTube. Konten yang dibuat dan disajikan belakangan didominasi kegiatan active sport, baik solo, workout bersama suami, anak-anaknya Kiyomi dan Kenji, sampai komunitas.
Gaya hidup sehat atau healthy lifestyle memang sedang digandrungi banyak orang dan Jennifer Bachdim terjun di saat yang tepat. Ia juga dapat merangkul semua kalangan, banyak lapisan, dan membuktikan jika olahraga adalah milik setiap orang.
Sampai pada akhirnya perempuan 33 tahun ini dipercaya sebagai Brand Ambassador adidas Indonesia. Setelahnya beragam endorsment dari brand lifestyle juga mengakrabinya, dan semua semakin lancar saat Jennifer Bachdim sekeluarga bermukim di Bali.
BACA JUGA
Ya, sebelumnya Jen hidup berpindah-pindah mengikuti tempat Irfan merumput. Jerman-Jakarta-Malang-Thailand-Jepang (pindah kota 2 kali)-Bali-Jogja. Jika normalnya masa kontrak satu tahun, Irfan dikontrak Bali United selama tiga tahun. Apakah ini pertanda?
Bagaimana perjalanan Mama Jen, (begitu para follower menyapanya) meraih popularitas meski mengaku pekerjaan yang dijalaninya sebagai influencer bukan prioritas? Ikuti kisah Jen yang dibagikan pada Fimela.com untuk signature content Lady Boss edisi April lewat video call.
Advertisement
Tetap Aktif Buat Konten Selama Pandemi Virus Corona
Fimela: Hi Jen, bagaimana kabar di tengah situasi sulit karena pandemi virus corona, kami dengar kamu kembali lagi ke Bali dari Jogja?
Jennifer: Hai aku kabar baik. Ya, kami pindah ke Jogja bulan Februari sekitar setengah bulan. Lalu tiba-tiba virus (corona) menyebar dengan cepat dan kami memutuskan untuk tinggal di Bali.
Fimela: Kenapa memutuskan kembali ke Bali?
Jennifer: Sebab kami ingin tinggal di rumah sendiri dan Bali selalu menjadi rumah untuk kami. Tempat tinggal kami di Jogja juga indah seperti kotanya tapi belum merasa seperti rumah sendiri. Tapi setelah pandemi virus ini berakhir, kami akan kembali ke Jogja dengan happy.
Fimela: Kami sempat dengar kabar jika kamu menyewakan rumah di Bali, jadi sekarang tinggal di mana?
Jennifer: Ya, rumah kami di Canggu dan kami tidak jadi menyewakannya.
Fimela: Kami melihat kamu sekeluarga sangat menikmati masa-masa karantina lewat Instagram. Apakah yang kami lihat di Instagram sama dengan kehidupan nyata?
Jennifer: Actually yes! Suamiku tinggal di rumah sepanjang waktu karena ia biasanya rutin bepergian jadi ada waktunya aku dan anak-anak ditinggal. Tapi sekarang aku menikmati waktu kebersamaan yang dipunya. Anak-anak juga menyibukkan diri dengan berenang, kami memiliki pool dan big garden, actually it's just like an Instagram, I'm really happy.
Fimela: Wah ikut senang mendengarnya. Kamu juga tetap produktif membuat konten terutama active sport, bagaimana kamu melakukan semuanya?
Jennifer: Yes, waktu favorit untuk workout adalah pagi sebab setelahnya aku merasa siap memulai hari dengan baik dan memiliki energi. Lalu aku bisa langsung meng-upload workout yang dilakukan saat itu juga sehingga orang-orang juga langsung bisa melakukannya di pagi hari. Aku enggak pernah workout sore atau malam.
Fimela: Btw boleh tahu berapa kali kamu mandi dalam sehari? Kadang saat swakarantina banyak orang jadi malas mandi. Hehehe...
Jennifer: One or two times a day. Ya, aku tahu banyak orang jadi malas mandi. Tapi jorok banget kalau habis workout enggak mandi.
A Healthy Warrior
Fimela: Sebenarnya sejak kapan, sih, kamu menjalani gaya hidup sehat?
Jennifer: Hmm... sejak kecil aku sudah diajarkan makan sehat. Tapi kalau benar-benar menjalani healthy lifestyle saat pindah ke Bali. Di Bali gaya hidupnya sangat sehat dan baik, meski tetap aktif namun kita akan merasakan vibe yang relaks.
Fimela: Termasuk keputusan untuk menjadi vegan juga baru dimulai di Bali?
Jennifer: Ya, sebenarnya aku juga bukan pemakan daging merah, pork, tapi sesekali masih suka makan ayam. Dan ada satu waktu aku banyak belajar tentang vegan dan yeah, why shouldn't we give a try? Aku workout, makan sehat, dan tubuhku rasanya akan baik-baik saja tanpa makan ayam. Well, sudah dua setengah tahun lalu aku jadi vegan dan sejak saat itu tidak pernah kembali makan daging.
Fimela: Lalu apa benefit yang kamu rasakan setelah jadi vegan?
Jennifer: Aku merasa jadi mempercepat pemulihan dari hal-hal yang buruk, terutama suamiku karena dia banyak berisiko cidera. Lalu kami merasa kualitas tidur dan bangun tidur yang lebih baik, tambah fit, dan merasa badan dalam kondisi prima setelah diet vegan.
Fimela: Jadi kamu berhasil meng-influence suami jadi vegan ya?
Ya juga ya, apalagi dalam karantina ini aku selalu masak makanan vegan dan dia mau enggak mau ikut makan juga. Pernah dia bilang, sepertinya aku sudah tidak terbiasa makan daging karena terbiasa dengan makanan sehat. Hahaha
Fimela: Kamu juga menjalani olahraga berat seperti angkat beban dan crossfit yang keras, bukan?
Jennifer: Ya, komunitasku selalu menyarankan untuk makan daging merah, tapi bagiku saat ini tidak perlu. Namun tidak masalah jika masih makan daging karena tubuh orang berbeda-beda. Yang penting menajalani diet seimbang.
Fimela: Kamu selalu meng-encourage orang-orang untuk hidup sehat dan banyak perempuan menjadikan tubuhmu 'body goals'. Fimela Team think you deserved to be named Healthy Warrior, what do you think?
Jennifer: That's nice and I love it. Thank you Fimela! It's nice, I like that, a 'Healthy Warrior'.
Advertisement
Mengombinasikan Herbal Drink dalam Gaya Hidup Sehatnya
Fimela: Di tengah pandemi, apa ada gaya hidup yang berubah? Misalnya minum jamu untuk menambah imun?
Jennifer: Yeah I like jamu. Kunyit asam. Beras kencur. Aku tahu beberapa orang tidak menyukainya, but I really enjoyed drinking my jamu. Aku juga minum lemon hangat dan apple cider.
Fimela: Punya tips yang bisa dibagi untuk pembaca kami untuk tetap sehat selama pandemi virus corona?
Jennifer: Saat kita semua merasa stuck di rumah dalam situasi yang membingungkan serta ketidakpastian, tipsnya adalah tetap bangun pagi dan mulai hari dengan quick breakfast. Aku biasanya makan oatmeal sebelum workout. Ya, penting untuk tetap aktif, coba untuk workout 10 menit saja tiap harinya.
Fimela: Ya, kami melihat banyak video 10 minute workout milikmu. Dan follower-mu rutin mengirimkan sesi workout mereka lewat stories setiap harinya. Good job, Jen!
Jennifer: Ya, aku ingin lebih banyak orang merasakan benefit dari workout dan menjadikannya rutinitas yang baik untuk diri sendiri. Aku jamin saat menjalaninya selama seminggu, kamu akan merasakan tubuh semakin kuat.
Fimela: Kamu juga rajin me-restories dan berinteraksi dengan follower-mu ya. Pasti jadi tambahan semangat sekaligus jadi ajang untuk mengapresiasi.
Jennifer: Ya, kurang lebih begitu, sebab aku suka gemas jika orang hanya lihat feed Instagram untuk membandingkan hidupnya. Dia lebih cantik, lebih keren, sementara orang itu 'nothing' tapi tetap non-stop scrolling. Kita harus memperhatikan kesehatan mental dan bagiku workout adalah way out. Aku juga suka main puzzle bareng Kenji dan Kiyomi, sebab mereka tidak pernah diberikan iPad, TV atau smartphone.
Fimela: Oh, really? Apa Kenji dan Kiyomi suka olahraga juga?
Jennifer: The do like it naturally. Saat aku membuat konten workout, mereka kadang ingin terlibat. Mereka sangat aktif dan punya banyak energi. Kenji juga senang main bola seperti papanya.
Fimela: You're a lucky mama Jen. Sebab di era gadget sekarang, banyak anak-anak yang malas bergerak karena asik gaming.
Jennifer: I know, that's so sad. Kami membesarkan anak tanpa gadget. Kami membiarkan mereka bermain dengan dirinya sendiri dan bereksplorasi, sesimpel main lego atau baca buku. Baru saat weekend kami nonton film atau makan di luar.
Fimela: Apa benar sejak anak lahir sampai sekarang kamu urus sendiri tanpa bantuan nanny?
Jennifer: Yes. I feel like I'm commited being a mom and I wanna spend the time with my children. Keluarga adalah prioritasku. Meski aku suka dengan pekerjaanku mereka bukan prioritas, yang utama tetap suami dan anak-anak. I also raised in Germany and nobody have a nannies there, my parents raised me by them self and it was beautiful.
Fimela: Apa kamu juga membersihkan rumah tanpa helper?
Jennifer: Aku punya helper di Bali, karena rumah ini cukup besar dengan tiga lantai. Tapi sebelumnya saat di Jepang, Thailand dan negara lainnya aku kerjakan sendirian termasuk memasak.
Kisah Perjalanan Jennifer Bachdim Selanjutnya;
Menjadi influencer dan content creator dipilih Jennifer sebagai konsekuensi menjadi istri pesepakbola. Tinggal nomaden membuatnya sulit mencari pekerjaan tetap jadi ia memutuskan untuk bekerja secara online sebagai fashion blogger.
Ia pun membuat fashion blog pada tahun 2014 dan aktif membagikan OOTD serta point of view-nya soal mode. Baru di tahun 2017 ia mulai aktif membuat postingan tentang active sport sejak pindah dari Tokyo tahun 2016.
Setelah kariernya sebagai fitfluencer sukses dan menemukan rumah di dalam hati dan rumah tempat tinggal secara harfiah, ia harus kembali berpindah ke Jogja. Bagaimana ia berkompromi? Simak dalam cerita selanjutnya...
Advertisement
Fimelahood From Home Bersama Jennifer Bachdim
Fimela ingin mengajak Jennifer Bachdim lebih dekat untuk berbagi denganmu lewat Fimelahood From Home. Yuk, amankan tempatmu di sini
Simak Video Pilihan Berikut
#ChangeMaker