Fimela.com, Jakarta Lottie, gadis berusia sembilan tahun mengidap neuroblastoma sejak usia 18 bulan. Kanker langka dan agresif ini menjadi ‘bom waktu yang berdetak’ bagi Lottie.
Saat sang ibu, Charlotte mengetahui tentang neuroblastoma selama 18 bulan perawatan, ia juga menyadari hal lain. Yaitu, meski prosedur pengobatan berhasil, penyakit ini dapat kambuh dan kembali lagi.
Lottie, gadis asal Braintree, Essex, Inggris, pernah menjalani beragam perawatan termasuk kemoterapi dan radioterapi. Ia juga pernah menjalani 13 jam operasi dengan vonis kematian, namun kuasa Tuhan membuat ia bertahan.
Namun, Lottie dan keluarga telah diberi harapan bisa bebas dari kanker. Untuk mengikuti uji coba vaksin perintis atau pioneer di AS yang dapat menyelamatkan ratusan nyawa muda.
Daily Express dan Solving Kids’ Cancer UK (SKC) mendesak pemerintah untuk mendanai penelitian yang memungkinkan anak-anak mendapat vaksin tersebut. Dan yang terpenting, membuktikan apakah itu efektif.
Vaksin Hanya ada di Amerika
Charlotte mengatakan pada Daily Express tentang harapannya dapat memberikan kesempatan untuk sang putri agar bertahan hidup. Namun, jika tidak berhasil, setidaknya, ia sudah mencoba.
Vaksin diberikan saat pasien kanker dalam masa remisi. Istilah remisi merujuk pada kondisi pasien sudah dievaluasi tidak mengandung sel kanker lagi dalam tubuhnya.
Suntikan bertujuan untuk melatih sistem imun untuk mengenali dan menyerang sel neuroblastoma. Neuroblastmoa berisiko tinggi sendiri, menyerang sekitar 50 anak per tahun di Inggris, dengan tingkat kelangsungan hidup 50/50.
Sayangnya, vaksin tersebut tidak tersedia di Inggris. Lottie dan keluarga harus terbang ke Amerika dan menghabiskan ratusan ribu pound untuk mendapatkan vaksin eksperimental yang dikembangkan di Memorial Sloan Kettering Cancer Center.