Sukses

Health

Kasus Gagal Ginjal Akut Tidak Mengalami Peningkatan Selama 2 Minggu Terakhir

Fimela.com, Jakarta Kasus gagal ginjal akut atau acute kidney injury yang banyak menyerang anak telah menjadi perhatian bagi masyarakat di Indonesia. Penyebab gagal ginjal akut ini terjadi karena adanya cemaran senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DG) dalam obat sirup.

Dilansir dari liputan6.com, dr. M Syahril selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memberikan perkembangan terkait kasus gagal ginjal akut. Ia mengatakan bahwa dalam dua minggu kasus gagal ginjal akut tidak mengalami peningkatan kasus.

"Kita sangat bersyukur dalam dua minggu terakhir ini kasus di Tanah Air jumlahnya tidak bertambah. Sejak 2 November 2022 sampai sekarang, jadi dalam 2 minggu terakhir ini terjadi penurunan kasus ya. Artinya kasusnya tidak bertambah" ujar Syahril dalam konferensi pers Update Perkembangan Gangguan Ginjal Akut pada Anak (AKI) di Indonesia, Rabu, 16 November 2022, dikutip dari liputan6.com.

Lebih lanjut, Syahril mengatakan berbagai cara sudah dilakukan Kementerian Kesehatan untuk mencegah lonjakan kasus, di antaranya pelarangan penggunaan sirup pada 18 Oktober, meminta BPOM untuk melakukan uji coba terhadap sejumlah obat, dan mendatangkan Fomepizole yang merupakan penawar bagi kasus gagal ginjal yang disebabkan oleh intoksikasi. Kemajuan positif dari upaya ini terlihat pada 2 November 2022.

Sampai tanggal 15 November 2022, jumlah kasus gagal ginjal akut masih sebanyak 324 kasus. Kemenkes juga mencatat jumlah pasien yang sembuh bertambah menjadi 111 pasien dan 14 pasien gagal ginjal akut masih mendapatkan perawatan. Jumlah provinsi yang melaporkan kasus gagal ginjal akut pada anak masih 27 provinsi.

Syahril berharap pemberian antidotum Fomepizole dapat membantu 14 pasien yang masih dalam perawatan. Kondisi 14 pasien yang dirawat di RSUD Siputoman Gunkusumo diketahui sudah mencapai stadium 3 yang tentunya serius.

SE terkait penggunaan obat sirup

Intoksikasi atau keracunan akibat Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) yang ada pada obat sirup menjadi penyebab banyak kasus gagal ginjal akut progresif pada sejumlah anak di Indonesia. Hal ini berdasarkan kesimpulan yang didapat setelah dilakukannya kajian dan investigasi mendalam oleh Kementerian Kesehatan, RSCM, IDAI, epidemiolog dan ahli forensik khususnya toksikologi.

"Kita telah menyingkirkan berbagai penyebab yang memungkinkan terjadinya gagal ginjal akut dan kita berkesimpulan bahwa GGA yang selama ini terjadi yang dimulai kenaikannya pada bulan Agustus akhir, naik pada September dan Oktober itu disebabkan karena intoksikasi zat Etilen Glikol dan Dietilen Glikol yang ada tercampur di dalam obat sirup yang diminum oleh anak-anak," ujar Syahril, dikutip dari liputan6.com.

Dalam hal ini, Kemenkes mengeluarkan surat edaran nomor HK.02.02/III/3713/2022 mengenai petunjuk penggunaan obat sediaan cair, atau sirup pada anak guna mencegah peningkatan kasus gagal ginjal akut progresif atipikal. Surat edaran ini ditujukan kepada seluruh kepala dinas kesehatan provinsi, kabupaten, dan kota, fasyankes, dan organisasi profesi kesehatan.

Pedoman ini mengacu pada daftar obat yang boleh dan tidak boleh digunakan yang diterbitkan oleh BPOM pada tanggal 22 dan 27 Oktober 2022. Syahril juga mengingatkan, ada tiga produk perusahaan farmasi yang tidak boleh digunakan karena telah dicabut izin edarnya.

Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Yarindo Farmatama, PT Universal Pharmaceutical Industries dan PT Afifarma. Berbagai upaya tersebut diyakini dapat menekan jumlah penderita dan kematian akibat gagal ginjal akut.

12 obat cair yang masih boleh digunakan

Syahril mensinyalir sebanyak 12 obat masih boleh diresepkan hingga hasil pengujian keluar dan diterbitkan BPOM RI karena sulit digantikan dengan sediaan lain. 12 merk obat ini mengandung zat aktif asam valproat, sidenafil, dan kloralhidrat dapat digunakan, tentunya pemanfaatannya harus melalui monitoring terapi oleh tenaga kesehatan. Adapun daftar obat tersebut antara lain:

1. Asam valproat (Valproic acid)

2. Depakene

3. Depval

4. Epifri

5. Ikalep

6. Sodium valproate

7. Valeptik

8. Vellepsy

9. Veronil

10. Revatio syr

11. Viagra syr

12. Kloralhidrat (Chloral hydrate) syr

 

*Penulis: Sri Widyastuti

#WomenForWomen

Loading