Fimela.com, Jakarta Melansir dari Liputan6.com, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 6 November menunjukan bahwa terdapat 324 anak di Indonesia yang mengalami gagal ginjal akut. Dari data tersebut, terdapat 102 pasien diantaranya yang telah dinyatakan sembuh dan 195 lainnya meninggal dunia. Berdasarkan hal ini, banyak yang bertanya bagaimana fungsi atau kondisi ginjal dari anak yang telah dinyatakan sembuh.
Menanggapi pertanyaan seperti itu, Juru Bicara Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril menjelaskan bahwa fungsi ginjal pasien gagal ginjal akut yang telah dinyatakan sembuh total, dapat kembali bekerja dengan baik dan normal. Hal ini dikarenakan penyebab gagal ginjal akut yang dialami oleh anak-anak di Indonesia disebabkan oleh intoksikasi, bukan gagal ginjal kronis..
"Gagal ginjal akut ini berbeda denganĀ gagal ginjal kronis. Kalau gagal ginjal kronis, sudah terjadi kerusakan-kerusakan ginjal yang lama. Sehingga tidak bisa pulih 100 persen. Tapi kalau gagal ginjal yang karena akut ini, apalagi karena intoksikasi, begitu racunnya hilang, insya Allah bisa sembuh total," ujar Syahril mengutip dari Liputan6.com.
Syahril juga menyampaikan bahwa penyebab dari kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak di Indonesia sudah dicari dari kajian yang dilakukan oleh pihak Kemenkes, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rumah sakit, ahli epidemiologi, apoteker, dan ahli toksikologi.
Advertisement
Penyebab Gagal Ginjal Akut
Kemenkes telah memastikan terkait penyebab gagal ginjal akut pada anak di Indonesia. Upaya pencarian penyebab gagal ginjal akut ini telah dilakukan dengan menyingkirkan kemungkinan lain yang menyebabkan gagal ginjal akut, mulai dari infeksi bakteri, virus, ataupun jamur. Hal lainnya juga telah diinvestigasi seperti dehidrasi, pendarahan, dan kemungkinan adanya penyakit penyerta.
"Setelah melalui serangkaian penelitian itu dan menyingkirkan kemungkinan penyebab yang lain, maka kita dengan hasil penelitian pemeriksaan darah pada pasien. Kemudian urine, maka didapatkan suatu zat yang menjadikan sebab terjadinya keracunan atau intoksikasi pada ginjal anak," ujar Syahril mengutip dari Liputan6.com.
Lebih lanjut Syahril mengungkapkan bahwa setelah melakukan pemeriksaan biopsi ginjal pada pasien gagal ginjal akut, ditemukan adanya kelainan ginjal yang diakibatkan oleh gangguan atau intoksikasi zat dietlen glikol (DEG) maupun etilen glikol (EG). Berdasarkan hasil tersebut dan juga melihat dari kasus gagal ginjal pada anak-anak di Gambia, menimbulkan dugaan kuat terhadap intoksikasi obat yang menjadi penyebab gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia.
Tidak Ada Penambahan Kasus
Berdasarkan catatan data milik Kemenkes RI, Syahril mengungkapkan terdapat 324 total pasien anak yang mengalami gagal ginjal akut. Syahril mengungkapkan bahwa di antara 324 total pasien tersebut, masih terdapat 27 anak yang menjalani perawatan gagal ginjal akut di rumah sakit di seluruh Indonesia. Sementara itu, sebanyak 102 anak telah dinyatakan sembuh dan 195 lainnya meninggal dunia.
Melansir dari Liputan6.com, Syahril menjelaskan terdapat tiga stadium yang dialami oleh para pasien kasus gagal ginjal akut. Pasien yang dinyatakan meninggal dunia akibat kasus gagal ginjal akut ini dilaporkan sudah berada di stadium 3 yang merupakan stadium tertinggi.
Berdasarkan data dari Kemenkes, Syahril mengungkapkan bahwa angka kematian tertinggi pada pasien gagal ginjal akut disebabkan oleh status pasien yang sudah berada pada stadium 3. Terdapat setidaknya 58 persen pasien yang berada pada stadium 3 dan terdapat 59 persen pasien yang meninggal dunia.
"Memang bisa stadium 3 itu kita obati jika belum jadi stadium yang sangat berat. Kalau stadium 1 dan 2 insya Allah bisa diselamatkan," kata Syahril mengutip dari Liputan6.com.
Syahril beserta pihak Kemenkes RI juga mengungkapkan rasa syukurnya karena tidak ada lagi penambahan kasus gagal ginjal akut pada 6 November 2022, baik dari kasus baru maupun kasus lama yang baru dilaporkan.
Ā
Penulis: Frida Anggi Pratasya
#Women for Women