Fimela.com, Jakarta Selain terkenal dengan sumber vitamin D yang dibutuhkan tubuh, sinar matahari juga memancarkan sinar ultraviolet (UV) yang membawa dampak buruk bagi kesehatan kulit. Maka dari itu, tidak disarankan terlalu lama terpapar sinar matahari.
Sinar ultraviolet sendiri memiliki tiga jenis, yaitu UVA, UVB, dan UVC. Istilah UVA dan UVB mungkin sudah tak asing dalam produk perawatan kulit. Biasanya produk seperti sunscreen atau sunblock menawarkan perlindungan pada kedua jenis ultraviolet ini.
Namun, UVC memiliki gelombang yang lebih pendek, biasanya dipantulkan lagi oleh lapisan ozon sehingga tidak sampai ke permukaan bumi. Lalu, apa bedanya sinar UVA dan UVB, mana di antara keduanya yang lebih berbahaya?
Advertisement
Perbedaan UVA dan UVB
Dokter spesialis kulit dan kelamin yang juga sun protection expert, Srie Prihianti, mengatakan bahwa antara UVA dan UVB keduanya memiliki panjang gelombang dan dampak yang berbeda pada kulit.
“UVB panjang gelombangnya 290-320 nanometer, hanya akan menembus lapisan paling atas kulit,” kata Srie dalam konferensi pers peluncuran sun protection Anthelios UVMune 400 dari La Roche-Posay di Senayan, Jakarta, Selasa (14/2).
Sementara UVA memiliki gelombang paling panjang, sehingga bisa menembus lapisan kulit paling dalam yang memiliki banyak serabut kolagen dan elastin. Oleh karena itu, UVA dianggap lebih berbahaya.
“Kalau itu (serabut kolagen) rusah, maka akan terjadi tanda-tanda aging sepertu kerut dan pigmentasi,” lanjutnya.
UVA pun terbagi menjadi beberapa panjang gelombang yaitu: short UVA (antara 320-340nm) dan Long UVA (antara 340-400 nm) dan dalam rentang ini ada Ultra-Long UVA (antara 380-400nm). 30% dari sinar UVA merupakan Ultra-Long UVA yang menembus kulit hingga lapisan kulit terdalam, dan merupakan salah satu penyebab utama penuaan kulit (skin-aging).
Pentingnya Penggunaan Sunscreen
Yanti menambahkan bahwa UVB hanya mempengaruhi sekitar 4-5 persen, sedangkan sisanya adalah UVA. Selain itu, UVA juga cenderung tidak terpengaruh oleh cuaca atau iklim sehingga akan tetap ada meskipun musim dingin, cuaca mendung, atau hujan. Sinar ini juga ada sepanjang hari, dari pagi hingga matahari terbenam.
Itu sebabnya, penggunaan sunscreen sangat penting. Yanti menyarankan untuk menggunakan sunscreen baik di luar maupun dalam ruangan dengan kandungan Sun Protection Factor (SPF) minimal 30, sedangkan perlindungan UVA ditandai dengan Protection Grade of UVA (PA) plus tiga atau lebih.
Namun, kebanyakan filter UV organik yang ada saat ini hanya melindungi dari panjang gelombang UVA hingga 360nm (Long UVA), tetapi kurang menyerap dalam kisaran 380-400nm atau yang disebutkan sebagai Ultra-Long UVA.
Sebagai bagian dari L'Oréal Group, La Roche-Posay berkomitmen untuk terus menjadi pelopor dalam terobosan inovasi sun protection melalui rangkaian produk Anthelios. Dengan pengembangan teknologi filter UV, Mexoryl 400, La Roche-Posay mampu memberikan penyaringan dengan spektrum terluas dan melindungi kulit terhadap Ultra-Long UVA (380-400nm).
“Pengembangan Mexoryl 400 membutuhkan penelitian selama 10 tahun dengan 65 studi dan menjadi subjek 6 publikasi ilmiah. Lifechanging innovation ini tersedia di La Roche Posay Anthelios UVMune 400,” ujar Ann’Laure Demessant. Scientific Communication Director La Roche Posay International.
Anthelios UVMUNE 400 telah teruji secara klinis melindungi kulit dari paparan sinar UV yang dapat menyebabkan pigmentasi, skin aging seperti hilangnya elastisitas kulit dan timbulnya kerutan. Anthelios UVMUNE 400 juga dilengkapi dengan teknologi NETLOCK sehingga memiliki tekstur yang ringan dan sangat cair, tidak meninggalkan whitecast pada kulit, tahan terhadap air, keringat, dan pasir. Produk ini lembut di mata, cocok untuk semua jenis kulit, termasuk kulit sensitif dan berjerawat karena diformulasikan tanpa fragrance.
Anthelios UVMUNE 400 kini telah resmi hadir dan tersedia di mitra La Roche Posay di Indonesia: ecommerce, klinik dermatologi dan kecantikan serta telemedicine. Promo spesial bisa didapatkan di official store La Roche Posay di Shopee