Studi: Pria Lebih Rentan Patah Hati Dibandingkan Perempuan Saat Putus Cinta

Mimi Rohmitriasih07 Feb 2023, 16:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Dalam jalinan hubungan asmara, tidak selamanya hubungan mendatangkan kebahagiaan bagi yang menjalaninya. Ada saat di mana cinta justru menyebabkan luka mendalam. Cinta bisa membawa kedua pasangan melangkah lebih jauh ke pernikahan. Cinta juga bisa membawa kedua pasangan berpisah atau putus cinta. 

Siapapun, pasti akan merasa sakit hati atau patah hati saat putus cinta. Tapi tahukah kamu Sahabat Fimela? Studi menemukan jika pria lebih rentan merasa patah hati dan sakit mendalam saat putus cinta. Mengutip dari laman timesofindia.indiatimes.com, pria lebih mungkin merasa sakit berkali-kali lipat jika dibandingkan dengan perempuan. Kenapa hal ini bisa terjadi?

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Alasan Pria Lebih Rentan Patah Hati

Ilustrasi putus cinta, patah hati, bertengkar. (Image by jcomp on Freepik)

Studi yang dilakukan oleh tim psikolog internasional yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Lancaster, menemukan jika pria lebih emosional saat membahas tentang patah hati. Umumnya, pria juga cenderung menyesali keadaan setelah putus cinta. 

Studi yang dipublikasikan di Journal of Social and Personal Relationships, disebutkan jika pria cenderung merasa lebih sakit hati dan kecewa karena putusnya hubungan bersama pasangan. Mereka merasa bahwa harapannya bertentangan dengan kenyataan yang dihadapi. 

Para ahli menemukan jika, urusan perasaan, ternyata pria lebih rapuh. Pria cenderung mencari bantuan saat hatinya terluka. Ini tidak seperti perempuan yang bisa mengelola perasaannya dengan lebih baik. Dibandingkan pria, perempuan bisa lebih tegar, sabar dan menghadapi momen putus cinta dengan tenang. 

3 dari 3 halaman

Penyebab Umum dari Putus Cinta

Ilustrasi putus cinta, patah hati. (Photo by Karim MANJRA on Unsplash)

Dari beberapa studi yang dilakukan para ahli, salah satu penyebab umum dari putus cinta adalah masalah komunikasi. Pasangan yang tidak memiliki komunikasi baik, lebih rentan mengalami putus cinta nantinya. Selisih pendapat dan pemahaman di antara keduanya, meningkatkan risiko untuk putus cinta. 

Para peneliti menemukan jika masalah komunikasi adalah masalah yang sering menyebabkan putus cinta. Masalah komunikasi ini meningkatkan hilangnya rasa percaya di antara pasangan, kurang nyaman dalam menjalin hubungan dan susahnya menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Jadi, penting bagi kedua pasangan memiliki komunikasi yang baik untuk hubungan jangka panjang yang lebih baik pula. 

Patah hati memang menyakitkan, tapi jangan sampai patah hati membuatmu hilang akal dan pikiran. Tetap semangat, tegar dan hadapi patah hati dengan perasaan tenang. Percayalah, sakitnya patah hati hanya sementara. Akan ada cinta indah suatu saat nanti untukmu. Semoga informasi ini bermanfaat.