Fimela.com, Jakarta Ada banyak hal yang bisa membuat anak merasa trauma. Hal yang paling sering membuat anak trauma sendiri menurut studi adalah perlakuan kasar orang tua kepadanya. Kekerasan dalam rumah tangga yang dialami anak atau dilihatnya, sangat berpengaruh pada sikap serta perilaku anak.
Mengutip dari laman healthline.com, serangkaian peristiwa traumatis yang dialami anak, ini bisa memengaruhi perkembangan anak. Para ahli juga menemukan jika pengalaman traumatis pada anak, sangat berpengaruh besar terhadap kecerdasan dan pola berpikirnya.
Trauma di masa kecil atau childhood trauma adalah peristiwa tidak menyenangkan yang dialami anak. Tak hanya kekerasan dalam rumah tangga, ini juga bisa terjadi karena pelecehan, kecelakaan hingga perundungan.
Efek Trauma Masa Kecil Berpengaruh Hingga Anak Dewasa
Studi menemukan jika efek trauma masa kecil yang dialami anak, ini bisa berpengaruh hingga anak dewasa. Sampai usia berapapun, trauma ini akan membuat anak merasa tidak nyaman. Dalam beberapa kasus, anak dengan trauma masa kecil yang parah, bisa rentan stres, depresi, mengalami masalah pengendalian amarah hingga mengalami gangguan psikotik saat ia dewasa.
Anak-anak yang telah terpapar trauma, akan lebih rentan mengurung diri dan terisolir dari orang-orang di sekitarnya. Mereka akan lebih nyaman dengan dirinya sendiri atau bahkan seolah memiliki dunia sendiri. Umumnya, mereka juga cenderung kehilangan rasa percaya ke orang lain. Mereka juga bisa saja mengalami penurunan daya pikir atau kecerdasan.
Tanda Anak Mengalami Trauma yang Mudah Dikenali
Sesuatu yang menyebabkan trauma pada anak, biasanya sulit untuk diceritakan atau dikonsultasikan dengan orang lain. Tapi, ini bisa dilihat dari perubahan perilaku serta sikap anak. Mom bisa melihat perubahan ini dengan mudah di rumah. Apa saja kira-kira perubahan tersebut?
- Anak mengalami mimpi buruk yang intens.
- Secara tiba-tiba, anak mengalami masalah mengenai keterampilan dasar seperti pergi ke toilet, cara makan, cara tidur atau pun cara ia belajar.
- Anak cenderung lebih pendiam dan mengurung diri. Ia menjadi pribadi yang tertutup dam sulit untuk diajak bercanda seperti sebelumnya.
- Anak mengalami perubahan suasana hati yang drastis. Ia tampak lebih mudah lelah, letih, lesu dan tidak semangat bahkan untuk melakukan aktivitas yang sangat disukainya.
- Anak menjadi semakin penakut, gelisah dan mudah kaget pada hal-hal yang sangat sepele sekalipun.
- Anak banyak mengeluhkan sakit dan kurang enak badan, bahkan tanpa ditemukan penyebab pastinya.
- Dalam beberapa kasus, anak menjadi semakin lengket dengan orang tua dan seolah meminta perlindungan juga pertolongan.
Itulah sekian mengenai trauma masa kecil dan pengaruhnya bagi anak. Semoga informasi ini bermafaat. Semoga sebagai orang tua, kita lebih peka dan bijak dalam merawat, mendidik serta menjaga buah hati kita ya Mom.