Fimela.com, Jakarta Beberapa waktu belakangan ini kasus campak di tanah air mengalami peningkatan yang cukup signifikan, maraknya kehadiran penyakit ini di beberapa wilayah membuatnya ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa Campak (KLB). Campak sendiri merupakan penyakit dapat menular kepada manusia, biasanya penularan ini disebabkan oleh imun manusia yang tidak kebal terhadap penyakit campak.
Dikutip dari siaran pers yang diterima oleh Fimela mengenai Media Briefing yang diselenggarakan oleh IDAI dan Dr dr Anggraini Alam, SpA (K). Campak merupakan infeksi yang dapat berpotensi sebagai wabah karena penularannya melalui udara sehingga sangat mudah untuk menular. Pada tahun 2022 penularan campak telah meningkat sebanyak 32 kali, faktor risiko terinfeksi campak sendiri disebabkan karena tidak melakukan imunisasi.
Selain itu, WHO juga meminta negara-negara di Asia Tenggara untuk mempercepat vaksin untuk memberantas campak yang mulai mengalami peningkatan. Pada tahun 2019 vaksin campak telah mencapai cakupan tertinggi sebesar 94 persen untuk dosis pertama, dan sebanyak 83 persen untuk dosis kedua. Sementara, pada tahun 2021 vaksin campak mengalami penurunan baik dosis satu maupun kedua, pada dosis satu mengalami penurunan sebesar 86 persen dan dosis kedua 78 persen.
Advertisement
Gejala Campak
Dikutip dari idai.or.id berikut gejala campak yang harus diwaspadai, seperti:
- Demam dengan suhu badan biasanya >38 C selama 3 hari atau lebih dan akan berakhir setelah 4-7 hari. Demam tinggi terjadi setelah 10-12 hari setelah tertular. Terdapat pula batuk, pilek, mata merah atau mata berair (3C: cough, coryza, conjunctivitis).
- Tanda khas (patognomonis) ditemukan Koplik's spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.
- Gejala pada tubuh berbentuk ruam makulopapular. Ruam muncul pada muka dan leher, dimulai dari belakang telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam bertahan selama 3 hari atau lebih pada kisaran hari ke-4 sampai ke-7 demam. Ruam muncul saat demam mencapai puncaknya. Ruam berakhir dalam 5 sampai 6 hari, dan menjadi berwarna seperti tembaga atau kehitaman.
Stadium Campak
- Stadium prodromal biasanya berlangsung selama 3-5 hari. Stadium ditandai dengan gejala klinis seperti demam yang tinggi dan batuk, pilek, mata merah atau yang biasa dikenal dengan coryza, conjuctivitis, cough (3C), serta koplick’s spots atau bercak yang timbul di daerah pipi atau mulut.
- Stadium erupsi biasanya berlangsung selama 4-7 hari setelah terjadinya stadium podromal. Pada stadium ini terjadi ruam khas seperti ruam makulo yang muncul mulai dari belakang telinga, kepala, badan, lengan atas, hingga tungai bawah selama 3 hari di seluruh tubuh.
- Stadium konvalesen merupakan stadium akhir yang ditandai dengan hilangnya seluruh gejala, ruam akan berubah menjadi makula hiperpigmentasi atau skuma yang berupa bekas kecoklatan. Namun, seiring berjalannya waktu bekas ini akan hilang dengan sendirinya.
Pentingnya Imunisasi
Berdasarkan informasi dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut bahwa saat ini telah ada 53 KLB campak yang tersebar di 34 kabupaten/kota di 12 provinsi yang ada di Indonesia.
Melihat itu, para orangtua diminta untuk melakukan vaksin campak anak untuk mencegah penularan penyakit campak yang mematikan ini. Sebelumnya, penurunan vaksin campak disebabkan oleh kehadiran pandemi Covid-19, sehingga pemberian vaksin campak mengalami hambatan.
Berikut merupakan kelebihan dari vaksin campak yang harus diperhatikan oleh orangtua, antara lain:
- Setiap tahun, vaksin campak mencegah lebih dari 5 juta kematian anak secara global.
- Vaksin dapat mendukung kesehatan.
- Vaksin memiliki jangkauan yang luas untuk kesehatan.
- Vaksin berdampak cepat terhadap imunitas tubuh.
- Vaksin bisa menyelamatkan nyawa dan mengurangi pengeluaran.
Penulis: Angela Marici
#Women for Women