Fimela.com, Jakarta Walau sudah mulai memasuki masa endemi, namun beragan varian virus Covid-19 nampaknya masih terus bermutasi. Baru-baru ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia angkat bicara terkait temuan satu kasus subvarian Omicron XBB 1.5 atau yang dikenal dengan Omicron Kraken. Kasus ini berasal dari orang Polandia yang mengunjungi Indonesia dengan mengalami gejala batuk ringan.
Dilansir dari liputan6.com Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa orang Polandia yang terpapar Covid-19 Omicron Kraken saat berada di Balikpapan, Kalimantan Timur. Adapun gejala yang dialami berupa batuk ringan, namun bila tidak diperhatikan pasien tersebut hampir tidak menunjukkan gejala apapun.
Berdasarkan hasil pemeriksaan genom sekuensing langsung dilakukan sejak orang Polandia terdeteksi positif Covid-19 melalui pemeriksaan lewat PCR. Melihat itu, tim surveilans langsung melakukan pelacakan atau tracing untuk mencari siapa saja yang melakukan kontak erat dengan orang Polandia tersebut.
Dari hasil pelacakan tracing yang dilakukan, ditemukan bahwa seluruh orang yang melakukan kontak erat dengan orang Polandia tersebut dinyatakan negatif varian Omicron Kraken. Adapun kontak erat ditemukan pada 1 orang yang berada di DKI Jakarta dan 2 orang yang berada di Kalimantan Timur.
Advertisement
Gejala Omicron Kraken
Dikutip dari liputan6.com Nadia mengungkapkan bahwa ketika terpapar Covid-19 varian Omicron Kraken, orang Polandia tersebut mengalami gejala batuk ringan bahkan hampir tidak bergejala. Adapun tanggal orang tersebut positif Covid-19 pada 11 Januari 2023, kemudian pada tanggal 18 Januari 2023 orang tersebut dinyatakan negatif dan kontak tracing telah dilakukan dengan hasil negatif.
Di sisi lain, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa orang Polandia yang terdeteksi positif Covid-19 tidak memunculkan gejala apapun atau bisa dikatakan bahwa pasien tersebut terpapar Covid-19 tanpa gejala.
Sementara, Epidemiolog Dicky Budiman juga mengingatkan bahwa subvarian Omicron Kraken memiliki potensi untuk menginfeksi dan mereinfeksi.
Kemenkes Gencarkan Suntukan Booster Kedua
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah memberi sinyal untuk vaksin booster atau suntikan dosis keempat bagi masyarakat umum. Pemberian vaksin ini serentak dilaksanakan pada 24 Januari kemarin dengan menyasar pada kelompok usia masyarakat 18 tahun ke atas.
Dilansir dari liputan6.com berdasarkan data vaksinasi Covid-19 milik Kemenkes, persentase vaksin booster pertama atau suntikan dosis ketiga untuk kelompok masyarakat umum dan rentan saat ini baru mencapai di angkat 34,13 persen.
Di sisi lain, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa persentase target capaian vaksin booster kedua masyarakat umum akan tetap disesuaikan dengan jumlah sasaran, yakni masyarakat yang berusia 18 tahun ke atas.
Dari data vaksinasi Covid-19 milik Kemenkes vaksinasi kelompok masyarakat rentan dan umum menyasar kepada 141.211.181 masyarakat. Sementara, jumlah tersebut juga dari target sasaran nasional 234.666.020 orang yang berasal dari seluruh kelompok usia.
Dilansir dari laman resmi terkait data vaksin milik Kemenkes, berikut persentase perkembangan vaksinasi di Indonesia untuk masyarakat umum.
- Vaksinasi dosis 1 sebesar 82,93 persen
- Vaksinasi dosis 2 sebesar 70,55 persen
- Vaksinasi dosis 3 sebesar 34,14 persen
Penulis: Angela Marici
#Women for Women